Dies natalis UNS ke 44 hingga trending tagar #marufaminngapain
Rabu 11 maret 2020 menjadi suatu hal yang membahagiakan bagi civitas akademi sebelas maret. Perayaan dies natalis yang ke 44 dan dihadiri wakil presiden maruf amin, sekaligus penyerahan penghargaan Parasamya Anugraha Dharma Krida Upa Baksana. Penghargaan yang diberikan sebagai tanda perjuangan wapres maruf amin atas perjuangan ekonomi syariah menuai kontra dari kalangan mahasiswa. Aksi media yang digencarkan aliansi bem uns berupa tagar #marufaminngapain menjadi salah satu trending di dunia twitter. Dilansir pada detik.com tagar #marufaminngapain berada pada urutan ke -13 trending twitter. Salah satu cuitan menyinggung peran maruf amin di sektor ekonomi,seperti lapangan kerja,isu PHK, hingga omnibus law. Juru bicara wapres maruf amin, masduki Baidlowi mengaku melihat hashtag tersebut.Masduki menegaskan Ma’ruf Amin selama ini sudah mengerjakan tugas sebagai wapres dengan baik,sesuai bidang-bidangnya.
Aksi media ini dilanjutkan dengan pembacaan pernyataan sikap oleh Presiden Bem UNS Zainal Arifin yang dilakukan di Gerbang depan UNS.berikut isi pernyataan sikap oleh aliansi BEM UNS:
1. Siap mengawal eskalasi gerakan besar mengenai Omnibus Law di Solo.
2. Mendesak pemerintah untuk membuka ruang partisipasi publik dalam pengembalian kebijakan.
3. Mengecam segala tindakan represifitas yang dilakukan oleh aparat dalam eskalasi gerakan omnibus law.
4. Aliansi BEM Se- UNS bergerak atas dasar kepahaman ilmiah dan moral.
5. Mengecam setiap upaya politisasi gerakan mahasiswa oleh golongan tertentu dalam mengawal omnibus law.
Menurut penulis aksi media ini memiliki peran yang sangat penting dalam pengawasan sosial. Aksi ini bisa menjadi alternatif seiring menurunya aksi massa yang mau turun ke jalan. Perkembangan teknologi membuat semua kalangan dapat memantau perkembangan dan kelangsungan program kerja presiden. Lantas apa tindak lanjut dari aksi media ? apakah aksi media tersebut hanya sebagai angin sepoi yang berhembus dan berlalu? Tentu semua mahasiswa ingat aksi yang terjadi bulan setember lalu, ketika momentum tersebut dimanfaatkan oleh pihak yanag tak bertanggung jawab hanya untuk kepopuleran pribadi, bahkan banyak aktivis di berbagai daerah yang menghembuskan nyawa terlebih dahulu. Inilah yang menjadi tantangan Ormawa saat ini, bisakah mereka mengajak masyarakat untuk melawan penindas
Mahasiswa pada zaman milenial tidak hanya sebagai mitra kritik pemerintah. Mahasiswa juga perlu menjadi solusi atas krisis yang terjadi pada era ini. Kritik memang tak harus dengan solusi, tapi alangkah lebih baik bila kritik diikuti dengan solusi.Lantas kita selalu bertanya-bertanya apa yang bisa dilakukan mahasiswa pada masa kini. Menurut Immawan Najih Prasityo mahasiswa pada zaman ini diharapkan mengembangkan diri, sehingga bisa berguna bagi negara.
1.Menguasai teknologi.
Pada era revolusi industri 4.0 mayoritas masyarakat sudah mengenal kecanggihan teknologi masa kini. Dalam perkembangan teknologi ini pasti ada kekurangan dan kelebihan tapi tak ada satupun yang dapat menghambat perkembangan teknologi. Maka sebagai mahasiswa perlu menguasai teknologi dan dapat menjadi primadona masyarakat Indonesia.
2. Kuasai enterpreneur.
Mencari profesi pada zaman ini tergolong sulit, banyak pengangguran terdidik tersebar dimana-mana. Lantas bagaimana peran mahasiswa untuk mengatasi krisis lapangan kerja tersebut. Sebagai intelektual kita tak hanya mengandalkan pemerintah apalagi test CPNS. Mahasiswa bisa mengembangkan keahlian yang dimiliki selama 4-5 tahun kuliah. Itulah kenapa tak hanya menjadi mahasiswa Kupu-kupu, karena banyak ilmu yang diperolah dari perguruan tinggi.
3. Menlanjutkan Studi di luar negeri.
Mesti bertanya-tanya kenapa kuliah di luar negeri bisa berperan kepada negara??? setidaknya lulusan luar negeri memiliki kualitas yang lebih baik dari Indonesia. Dan semoga lulusan luar negeri memiliki kualitas lebih unggul daripada lulusan dalam negeri.
4. Menjadi Uswatun Khasanah.
Negara ini seperti dipimpin oleh orang orang yang kurang akhlak. Masih banyak kasus korupsi dan hal-hal memalukan yang muncul dari wakil rakyat. Maka sebagai akademisi kita harus menjadi teladan bagi bangsa Indonesia. Jangan sampai Negeri ini dikuasai orang orang yang tak bertanggung jawab dan merugikan Indonesia.
Posting Komentar
0 Komentar